Why So Serious?

ee0r.com
"Why so serious?" Mengapa terlalu serius? Haha... Ini adalah kata-kata yang saya kutip dari perkataan seorang Joker di movie Batman The Dark Knight, ketika Joker akan mengatakan kepada pemeran bernama Gamboll, "Why so serious?" 
Itu sih adegan yang cukup tragis karena Joker mengiris mulut seseorang, tapi sebelum itu dia menceritakan tentang ayahnya yang sama dengan dia, sehingga mulut joker bisa selebar itu, karena sebelum ayahnya memotong mulutnya, ayahnya berkata kepada Joker, "why so serious, son?"
Tapi ini bukan review film, hanya sebuah cuplikan kisah dimana saya mengambil kata-kata ini. Karena saya terinspirasi kata-kata ini. Why so serious? Hmm... Interesting.
Oke, baiklah, saya rasa anda sudah cukup mengerti dengan kalimat tanya itu, "kenapa terlalu serius?" Yap... tanya kenapa?
Pernahkah anda ketika terlalu serius untuk melakukan sesuatu, tapi malah menjadi lebih berantakan? Saya yakin anda pernah, dan saat anda melakukannya dengan santai, maka pekerjaan itu lebih mudah untuk dikerjakan dan rapih. Begitu bukan? 
Karena terlalu serius kurang baik.
Mengapa?
Saat anda terlalu serius, terlalu memfokuskan otak anda, apa yang anda rasakan? Sakit kepala? Ya... mungkin, karena otak anda terlalu anda paksakan untuk bekerja lebih. Ini yang membuat anda lebih cepat stress dalam menjalani kehidupan.
So, WHY SO SERIOUS? 
Saya pikir itu kata yang tepat. 
Saya pernah membaca dalam satu artikel di internet, disitu disebutkan,

3 Penyebab Kegagalan:
  1. TIDAK PERNAH mencoba,
  2. Mencoba SEKALI dan berhenti,
  3. Mencoba TERLALU KERAS.
Tragis bukan? Mencoba terlalu keras membuat anda akan lebih kehilangan kendali. Anda butuh IDE untuk melakukan sesuatu dan to be more creative. So, apa yang membuat ide anda terhambat? 
Tentu stress karena otak anda dipaksa terlalu keras, dan akhirnya sulit untuk berpikir rasional lagi. Seperti saat dalam kelompok diskusi. Saya sering mengalami sekelompok dengan orang yang "pintar", tidak rugi memang, dan justru pemikiran kadang-kadang terlalu kompleks dan melebihi batas. 
Pengalaman saya, saat membahas suatu studi kasus tentang luar negeri dan dalam negeri, dua orang ini saling mendiskusikan dampak positif dan negatif, "bla...bla...bla...", itu saja yang saya dengar. Sedangkan makalah nya belum ditulis sama sekali, akhirnya mereka hanyut dalam perbincangan seputar dampak yang terlalu tinggi, disertai sebab akibat yang melambung tinggi. Kemudian, saya berpikir, "kapan ditulisnya?" 
Nah, setelah saya mengingatkan mereka bahwa harus menulis, barulah mereka sadar. Kemudian mereka bingung, harus ditulis darimana dulu?
Haha... Curhat sedikit sih gak masalah...
Itu dia, terlalu kompleks pada akhirnya malah membingungkan.
Just it, dan jadilah Manusia yang Anda Impikan!!!

1 comment:

  1. kadang-kadang udah mengejar mimpi tapi dalam progressnya lupa dengan apa yang diimpikan, bikin peraturan sendiri dan berusaha terlalu keras. great post!

    ReplyDelete